1. Mengetahui dan mengerti sistem bunga, jangka waktu, dan program yang sedang ditawarkan Bank.
2. Memperkirakan angsuran/bln sesuai kemampuan. Biasanya Bank memberikan max. 25-30% dari pendapatan kita (join income dengan pasangan suami/istri). Bank mengharapkan calon kreditur jujur saat wawancara, supaya tidak mengganggu cash flow dari kreditur itu sendiri.
3. Mengetahui lokasi properti yang akan dibeli dan perkembangan di masa depannya. Misalnya membeli properti di lokasi yang macet, belum tentu macet berarti negatif karena bisa jadi lokasi tersebut berdekatan dengan daerah perdagangan atau rekreasi. Justru daerah yang cukup “macet” ini harganya akan lebih tinggi.4. Mempertimbangkan membeli rumah atau apartemen?. Hal ini tergantung dari prioritas Anda. Contoh bila Anda bekerja di Jakarta, dan ingin memiliki hunian namun dana yang dimiliki terbatas, disarankan untuk tinggal di Apartemen dengan harga terjangkau yang dekat dengan pusat kota. Dengan ini Anda akan menghemat biaya transportasi dan waktu yang terbuang di jalan karena macet. Pada saat ini dengan anggaran yang terbatas akan sulit mencari rumah di tengah kota, sehingga pilihan lain adalah daerah sekitar Bodetabek.
Bila hal tersebut sudah dipertimbangkan dan dimengerti, sekaranglah saatnya Anda memutuskan membeli properti karena bila ditunda dalam jangka waktu 1-2 tahun dari sekarang belum tentu Anda dapat membelinya karena harganya sudah naik.